Sahabat Sejati

Monday, 11 April 2011

Jangan lupakan-Nya


Tidak mudah melihat ujian di depan mata. “Berat mata memandang berat lagi bahu memikul”, pepatah zaman berzaman. Hanya yang menanggungnya sahaja yang dapat merasai. Setiap manusia pasti akan menghadapi liku-liku putaran hidup. Itulah yang saya insafi, jika saya yang ditimpa ujian atau musibah. Mampukah?

Demikianlah kita diajar agar sentiasa berdoa:

“Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau menghukum kami jika terlupa atau tersalah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan di bahu kami dengan beban yang berat (yang kami tidak sanggup memikulnya) sebagaimana Engkau pikulkan kepada umat-umat sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah dan kurniakanlah rahmat kepada kami.”

Kesedihan...

Berkongsi kesedihan seorang sahabat, amat menginsafkan. Baginya tiadalah kehidupan lagi melainkan penuh dengan kisah kekecewaan dan putus asa. Menyusuri liku-liku dan suka duka kehidupan, fitrah manusia inginkan kebahagiaan, kegembiraan dan ketenangan, namun tatkala kegagalan dan impian yang musnah...lalu semuanya terkubur dan lenyap dari diari kehidupan. Akhirnya, apa yang ada disekelilingnya adalah babak-babak hitam dan suram.

Kenangan masa lalu, benar-benar menghantui diri, mungkin dosa-dosa semalam yang belum terpadam dari lipatan memorinya. Mungkin...

Mengapa ini berlaku?

Mengingati masa lalu dan bersedih hati kerananya adalah satu tindakan yang tidak sepatutnya. Bimbang ia akan mematikan keinginan meneruskan kehidupan dan perlahan-lahan membinasakan masa depan, sedangkan jalan yang terbentang masih ada. Cahaya yang terang masih mampu dimiliki. Kasih yang abadi masih boleh dimiliki, kerana DIA telah berkata:

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Nabi saw bersabda : "Allah SWT berfirman: "Aku menurut sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepada-Ku. Jika ia ingat kepada-Ku dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia ingat kepada-Ku dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepada-Ku sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Sesungguhnya tatkala seorang Mukmin yang tertekan di dalam hidupnya, putus asa yang sudah kehabisan ikhtiar, maka dia akan menghadap Tuhan yang Maha Pemurah. Dia akan berdoa, tunduk, bermunajat, mengadu dan merayu hanya kepada-Nya dengan rintihan, “Wahai Tuhan...wahai Tuhan...wahai yang mendengar segala rintihan...”

Manakala manusia yang ego penuh kesombongan pula melupakan pergantungan kepada-Nya. Yang ada hanyalah kehidupan yang sempit dan menghimpit. Di manakah hendak mengadu? Ke mana harapan mahu disandarkan? Sedangkan semuanya telah tertutup, kelam dan suram. Tiadalah di hadapan kecuali kegelapan dan putus asa yang merenggut-renggut jiwa.

Duhai sahabat...

Sesungguhnya di dalam setiap ujian itu ada kurnia Allah. Di sebalik taqdir yang menyakitkan itu ada kasih sayang, ada kelembutan, ada pengharapan dari-Nya. Kebanyakan manusia tidak mengetahuinya melainkan setelah berlalu kepedihan dan kesakitan. Barulah terlihat kemanisan dan kebahagiaan di hujung jalan. Demikianlah di sebalik ujian dan dugaan yang silih mewarnai hidup manusia.

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan." (al-Insyirah: 5-6)

#Jalan yang terbentang masih panjang, maka jangan lupakan-Nya

0 comments:

Post a Comment