Kasih sayang.
Mendengar perkataan ini sudah cukup mendamaikan perasaan. Apatah lagi jika kehidupan dikelilingi oleh kasih sayang. Tentu lebih indah dan mengasyikkan.
Suami mencurahkan kasih sayang kepada isteri, ibu bapa kepada anaknya. Orang tua kasih kepada yang muda, yang kaya kepada yang miskin serta pemimpin kasih kepada rakyat jelata. Tentu kehidupan yang dilalui sungguh menenangkan dan menyenangkan.
Bagaimana pula jika tiada kasih sayang dalam kehidupan, dapatkah kita bayangkan keadaannya? Tanpa kasih sayang, lembah yang subur akan tandus kekeringan. Inikan pula manusia yang mempunyai hati dan perasaan.
Kita hidup dengan kasih sayang. Benar, kerana kasih sayang Allah kita dapat menjalani kehidupan ini dengan sebaiknya. Kasih sayang Allah tidak pernah putus dan tiada bertepi. Kasih sayang Allah tidak pernah habis atau menyusut. Sama ada kita minta atau tidak Dia pasti memberi. Cuba renung ke dalam diri, berapa kalikah kita meminta udara yang disedut dan dihembus. Rasanya tidak pernah ia terzahir dalam doa, tanpa sedar setiap hari kita menyedut dan menghembusnya. Alhamdulillah, Dia pernah menahannya walaupun sedetik.
Sebenarnya, kasih sayang-Nya telah melimpah-ruah kita perolehi sejak awal penciptaan kita sebagai hamba-Nya. Lihat, dengan kasih sayang dan rahmat-Nya kita tinggal dan berkembang di dalam alam kasih sayang iaitu rahim si ibu. Kemudian lahir sebagai bayi yang tidak mengerti apa-apa, lalu diberikan pendengaran, penglihatan dan akal. Kita membesar menjadi kanak-kanak dan menjadi orang dewasa yang sempurna dengan keinginan dan kehendak. Bahkan kita dititipkan pula dengan perasaan kasih sayang.
Bandingkan kasih sayang-Nya.
Umar bin al-Khattab ra. meriwayatkan bahwa satu ketika dibawa ke hadapan Rasulullah saw satu kumpulan tawanan perang. Ternyata terdapat seorang perempuan di kalangan rombongan itu sedang mencari-cari sesuatu ( anaknya ). Setiap kali dia menjumpai bayi di kalangan rombongan tawanan itu maka dia pun terus mengambil dan memeluknya dan menyusuinya.
Maka Rasulullah saw pun berkata kepada kami,“Apakah menurut kamu perempuan ini akan tergamak melemparkan anaknya ke dalam julangan api?”. Maka kamipun menjawab, “Tentu saja dia tidak akan sanggup melakukannya, demi Allah. Walaupun dia sanggup, pasti dia tidak ingin melemparkan anaknya.”
Maka Rasulullah saw pun bersabda : “Sesungguhnya Allah jauh lebih menyayangi hamba-hamba-Nya dibandingkan kasih sayang ibu ini kepada anaknya.” ( Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)
Sesungguhnya Allah SWT adalah sebaik-baik sumber kasih sayang!
2 comments:
Allahurabbi..
hebatnya kasih sayang Allah.
Benar, Maha Hebat mengatasi kasih sayang makhluk-Nya...
Post a Comment