Sahabat Sejati
Monday, 27 August 2018
Seraut damai desaku
Damai desaku.
Melihat pepohon kelapa yang melambai-lambai bagai menggamit sang perantau.
Juga rumpun buluh menghijau dan semilir rimba yang memupuk mesra.
Bau rumput yang baru dipotong serta bau asap dedaun kering yang dibakar.
Ada kokok sang jalak di atas tunggul kering sambil mengirai sayapnya.
Seketika desir angin dan gemersik daun kayu yang berlanggaran.
Tatkala tirai senja gugur, desaku tidur di dalam pelukan selimut malam.
Zikir cengkerik dan tingkah reriang di bawah kolong rumah.
Rayuan rindu sang pungguk pada sang ratu bulan yang jauh meninggi.
Demikianlah suasana desa, sentiasa mendamaikan hati yang resah.
Maka sang perantau ini menjadi lupa kepada kesibukan dan kekalutan hutan batu.
Semuanya kerana seraut wajah desa nan permai..
Labels:
Bicara santai,
diri,
foto bermakna,
keluarga,
pengalaman,
peristiwa,
rehat minda,
satu catatan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
Assalamualaikum Abu.
Kak ada dua buah kampung. Satu kampung kelahiran sampai remaja dan satu lagi kampung yang dari remaja sampailah sekarang.
Anihnya kalau bermimpi kampung kelahiran yang keluar. Memangnya kak rindu sangat pada zaman bebudak dulu.
Allahu, manakan sama tingkah hutan batu dengan deru angin desa yg damai. .
Cuma desa skrg pun dah byk berubah mengejar kemajuan
Kalau bercerita tentang damai desa zaman kita masih anak2 ingusan dulu mmg menggamit rindu. Penuh memori..cuma desa skrg dah tak mcm dulu, desa pun dah banyak mengejar pembangunan.
Assalam ustaz moga sht sjhtera sekeluarga..indan n damai suasana desa tercinta kita
Assalamualaikum ustaz
Semoga sehat hendaknya.Lama akak tak singgah menyapa.
Bercerita tentang desa,itulah kehidupan akak skg dan masa lalu...cuma yg bezanya dulu kg sekarang di felda yg berlainan suasana.
Post a Comment