Sahabat Sejati

Monday, 16 November 2015

Itulah yang bernama hati (update)

Foto hiasan (sumber)

Senangnya hatiku... 
Sedihnya hatiku... 
Sakitnya hatiku... 

Ungkapan yang sering meluncur dari bibir sehari-hari. 

Hati membentuk lahiriyah. Jika kehidupan lahiriyah baik dan menurut tuntutan Islam, maka sesungguhnya hati itu telah menerima pengaruh kebaikan. Demikianlah sebaliknya, kerana ia adalah raja. Amat malang jika hati tidak diguna untuk merasai kebesaran Tuhan dan memahami kebenaran. 

“Dan sesungguhnya Kami jadikan isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak memahami (petunjuk Allah) dengan hati itu. Dan mereka mempunyai mata, tetapi tidak mereka gunakan untuk melihat (jalan yang lurus). Dan mereka mempunyai telinga, tetapi tidak mereka gunakan untuk mendengar (yang hak). Mereka umpama binatang ternakan, bahkan mereka lebih sesat lagi. Merekalah orang-orang yang lalai (dari memahami ayat-ayat Allah). (Al-A`raaf: 179). 

Fikir-fikir dalam diri...

2 comments:

paridah said...

ASSALAM...SEMOGA KITA DIANUGERAHI HATI YG SUCI BERSIH DAN TIDAK BOLAKBALEK PENUH KERAGUAN...INSYA ALLAH.

Kakzakie Purvit said...

Itulah pentingnya mendidik hati. Lagi payah bila hati tak seimbang dengan akal dan mulut. Itu yg paling kakak takut AI. Mulut manis hati berkulat - Allahu ... moga kita mampu mendidik hati menjadi hamba Allah yg dlm keredhaannya selalu.

Post a Comment