Saturday 10 September 2011

Akan ku terus merintih pada-Mu


Akan ku terus merintih pada-Mu
Kala dinihari hening syahdu
Menangis, mengadu dalam sendu...
Bersama titisan air mata sejernih salju

Burung tukang sudah berhenti memalu
Cengkerik malam juga telah penat berlagu
Aku masih bersimpuh mengatur kalam di penghujung waktu
Dalam samar-samar cahaya pelita membakar sumbu
Aku tahu...
Tuhanku tetap mendengar walau siapa yang menyeru

Akan ku terus merintih pada-Mu
Saat bani insan masih lena beradu
Nama-Mu kusebut berulang-kali tanpa jemu
Telapak tangan kuhamparkan seluasnya tanpa malu
Sekalipun titik-titik hitam dosa membusung di kalbu
Semoga penyesalan kulafazkan bukannya palsu

Malam merangkak sepi
Waktu insan berselimut menganyam mimpi...
Ku ulang bait-bait ratib berkali-kali
Agar ia ia bisa tembus ke rongga hati
“Tuhanku, aku tidak layak untuk syurga-Mu
Dan tidak pula aku sanggup ke neraka-Mu
Oleh itu kurniakanlah keampunan kepadaku”

Aku hanyalah hamba bersulam kedhaifan
Menitip bait-bait kata mutiara keinsafan
Pada-Mu Tuhan sesungguhnya aku dambakan
Percikan rasa belas kasihan dan keampunan
Kerna ku tahu Engkau pasti tidak menghampakan

Saudara kalian.
abuikhwan (10.9.11/3.00ptg)

No comments:

Post a Comment